MILAD HIMPARISBA

Posted by Author On March - 25 - 2010

HIMPARISBA telah berdiri sejak tahun 1979. Sebelum organisasi Himparisba terbentuk, terdapat kelompok-kelompok pengajian kecil yang dipimpin oleh Bapak Jumadi (Almarhum) dan Bu Maryam pada tahun 1974. Seperti Nurul Aliyah, Ropalu, dan lain-lain.

SENYUMAN RAMADHAN

Posted by HIMPARISBA On July - 10 - 2010

Ramadhan, dengan segala kemuliaan dan keindahannya, dijadikan momentum yang tepat untuk menjalankan fungsi syiar HIMPARISBA. Bulan yang penuh berkah dan maghfirah ini terlalu sayang dilewatkan untuk diisi dengan segala bentuk kebaikan, yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.Rasulullah SAW adalah figur mulia umat ini, termasuk segala perilaku beliau dalam mengisi Ramadhan. Semangat beliau dalam mengisi bulan Ramadhan menjadi suatu keindahan dan kerinduan yang mendalam bagi umat ini, dimana meneladaninya adalah ibadah.

Definisi dan Lambang

Posted by HIMPARISBA On March - 25 - 2008

Himparisba merupakan singkatan dari Himpunan Pengajian Remaja Islam Blora. Organisasi ini berdiri sejak tahun 1979-sekarang. Berkedudukan di Masjid Agung Baitun Nur Blora.

Sejarah

Posted by Author On Month - Day - Year

Sebelum organisasi Himparisba terbentuk, terdapat kelompok-kelompok pengajian kecil yang dipimpin oleh Bapak Jumadi (Almarhum) dan Bu Maryam pada tahun 1974. Seperti Nurul Aliyah, Ropalu, dan lain-lain.

TENTANG HIMPARISBA

Posted by HIMPARISBA On August -17 - 2009

HIMPARISBA adalah organisasi semi otonomi di bawah naungan Yayasan Masjid Agung Baitun Nur Blora di bawah koordinasi seksi pendidikan nonformal yang bergerak di bidang keagamaan, kesiswaan, dan sosial kemasyarakatan serta pengembangan kader-kader masa depan pemimpin bangsa (future nation leaders. Sebagai Organization of Future Islamic Leaders

MENGGAPAI MALAM LAILATUL QADAR

Diposting oleh HIMPARISBA On 01.09

Malam Lailatul Qodar mempunyai keutamaan yang sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur'an Al-Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi. Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berloma-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah. Berikut ini ayat-ayat Qur'aniyah dan hadits-hadits nabawiyah yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.

Keutamaan Malam Lailatul Qadar
1. Lebih baik dari seribu bulan
2. Waktu diturunkannya Al Qur’an untuk pertama kalinya
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman dalam surat Al-Qadar (1-5) yang artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar"
Mengomentari ayat 1-3 di atas Anas bin Malik ra menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keutamaan disitu adalah bahwa amal ibadah seperti shalat, tilawah al-Qur'an, dan dzikir serta amal sosial (seperti shodaqoh dana zakat), yang dilakukan pada malam itu lebih baik dibandingkan amal serupa selama seribu bulan (tentu di luar malam lailatul qodr sendiri). Dalam riwayat lain Anas bin Malik juga menyampaikan keterangan Rasulullah SAW bahwa sesungguhnya Allah mengkaruniakan "Lailatul qodr" untuk umatku, dan tidak memberikannya kepada umat-umat sebelumnya.
Sementara berkenaan dengan ayat 4 surat al qodr, Abdullah bin Abbas ra menyampaikan sabda Rasulullah bahwa pada saat terjadinya lailat al qodr, para malaikat turun kebumi menghampiri hamba-hamba Allah yang sedang qiyam al lail, atau melakukan dzikir, para malaikat mengucapkan salam kepada mereka. Pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, dan Allah menerima taubat dari para hambaNya yang bertaubat.

3. Dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah
Sebagaimana firman Allah yang artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui" [Ad-Dukhan (3-6)]

4. Adanya pengampunan dosa
Dari Abu Hurairah Ra, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda yang artinya: “Barangsiapa beribadah pada malam qodar dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” [Shohih, HR Bukhari 4/217 dan Muslim 759]

Kapan terjadinya Lailatul Qodar ??
Jika seorang muslim mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir : 21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25,27 dan 29. Dalilnya adalah:

1. Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan. Imam Syafi'i berkata : "Menurut pemahamanku. wallahu 'alam,


Rasulullah SAW menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau : "Apakah kami mencarinya di malam ini?", beliau menjawab : "Carilah di malam tersebut" [dinukil Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/386].



2. Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Ra, dia berkata Rasulullah SAW beri'tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda yang artinya : “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" [Shohih, HR Bukhari 4/225 dan Muslim 1169]

3. Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah SAW bersabda: artinya: “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya" [Shohih,HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]
Ini menafsirkan sabdanya. artinya: Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir" [Lihat Maraji' tadi]

Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah SAW ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda, artinya: “Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29. 27. 25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)" [Shohih,HR Bukhari 4/232]
Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.
Wallahu 'alam.



Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar.?
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barang siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" [Shohih, HR Bukhari 4/217 dan Muslim 759]
Disunnahkan untuk memperbanyak do'a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Aisyah Ra, (dia) berkata : "Aku bertanya, "Ya Rasulullah ! Apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah : "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul afwa fa'fu'annii" (Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku)" (HR Tirmidzi 3760, Ibnu Majah 3850 dari Aisyah, sanadnya Shahih. Lihat syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhaifi Ramadhan hal. 55-57 karya Ibnu Rajab Al-Hambali)
Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada isterimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari Aisyah Ra. Yang artinya : “Adalah Rasulullah SAW, apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencanngkan kainnya* menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya" [Shohih, HR Bukhari 4/233 dan Muslim 1174]


Maksud dari “beliau mengencanngkan kainnya” adalah Menjauhi wanita (yaitu istri-istrinya) karena ibadah, menyingisngkan badan untuk mencarinya. Juga dari Aisyah, (dia berkata) yang artinya : “Adalah Rasulullah SAW bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya" [Shohih, HR Muslim 1174]



Menggapai Lailatul qodar bagi Muslimah
Sebagaimana tersirat dari dialog Rasulullah SAW dengan Aisyah, istri beliau itu, maka mudah disimpulkan bahwa kaum muslimah-pun disyari'atkan dan diperbolehkan menggapai lailatul qodr . Dengan melakukan maksimalisasi ibadah yang memang diperbolehkan untuk dilakukan seorang muslimah.

Tanda-Tandanya
Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu degan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah SAW menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.

1. Dari 'Ubay Ra, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi" [Shohih, HR Muslim 762]
2. Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW beliau bersabda yang artinya: “Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah" (Shohih HR Muslim 1170)
yang dimaksud syiqi jafnah adalah setengah, jafnah artinya bejana. Al-Qadhi 'Iyadh berkata : "Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan".
3. Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan" [Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya Hasan].

Rujukan: Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata.

0 Response to "MENGGAPAI MALAM LAILATUL QADAR"

Posting Komentar

Kami menerima saran-saran yang bersifat memotivasi untuk HIMPARISBA.
Syukran

    VISITOR'S SUM

    BUKU TAMU


    ShoutMix chat widget

    HIMPARISBA's Fan Box

    HIMPARISBA on Facebook

    LIVE TRAFFIC FEED

    VISITORS

    free counters

    LANGUAGE

    QUR'AN HOLIC

    Search in the Quran
    Search:
    Download | Free Code
    www.SearchTruth.com