Penjelasan tersebut tidak benar (bathil) baik ditinjau dari jurusan lughoh/bahasa ataupun syara’/agama.
- Menurut bahasa bahwa lafazh “fithru/ifthoor” artinya adalah berbuka (tidak puasa lagi) setelah selama sebulan berpuasa.
- Menurut syara’ bahwa “idul fithri” artinya hari raya kembali berbuka puasa, sebagaimana diterangkan oleh hadits berikut:
Hadits tersebut dengan tegas menyatakan bahwa idul fithri ialah hari raya kembali berbuka puasa (tidak berpuasa lagi setelah selama sebulan berpuasa). Oleh karena itu disunatkan makan lebih dahulu pada pagi hari sebelum kita pergi ke tanah lapang untuk mendirikan sholat ‘Id, supaya umat mengetahui bahwa Romadhon telah selesai dan hari tersebut adalah hari berbuka bersama-sama. Itulah arti idul fithri! Demikian pemahaman dan keterangan para ahli ilmu dan tidak ada khilaf diantara mereka. Jadi jelas idul fithri artinya bukan “kembali kepada fithrah,” karena kalau demikian niscaya terjemahan hadits menjadi: “Al-Fithru/suci itu ialah pada hari kamu bersuci.” Tidak ada seorang ahli ilmu pun yang menerjemahkan dan memahami demikian, kecuali orang yang benar-benar jahil tentang dalil-dalil sunnah dan lughoh.
Adapun makna sabda Nabi Sholallohu ‘Alaihi wa Sallam bahwa “puasa itu ialah pada hari kamu semuanya berpuasa, demikian juga idul fithri dan idul addha,” maksudnya bahwa waktu puasa kamu, waktu idul fithri, dan idul addha bersama-sama kaum muslimin (berjama’ah), tidak sendiri-sendiri atau berkelompok-kelompok sehingga berpecah belah sesama kaum muslimin seperti terjadi pada beberapa tahun yang lalu (1412 H/ 1992).
Imam Tirmidzi mengatakan (ketika menafsirkan sabda nabi tersebut): “Sebagian ahli ilmu telah menafsirkan hadits ini yang maknanya bahwa puasa dan (idul) fithri itu bersama jama’ah dan bersama orang-orang banyak.”
Semoga kaum muslimin kembali bersatu menjadi satu shof yang kuat, dan berjalan di atas manhaj dan akidah salafush sholih. Amin.[]
Sumber: Al Masaa-il (Masalah-Masalah Agama) Cetakan ke-5, hal. 226-228, Penulis: Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penerbit Darus Sunnah Press, Jakarta 2005.
www.himparisba-blora.blogspot.com
0 Response to "Makna Idul Fithri"
Posting Komentar
Kami menerima saran-saran yang bersifat memotivasi untuk HIMPARISBA.
Syukran